Assalamu'alaikum

Labels

Kamis, 05 Januari 2012

Menguji Keabsahan Nabi?*


Beberapa tahun belakangan ini banyak isu hangat seputar nabi palsu. Bak ajang mencari sensasi dan popularitas, mengaku nabi kian banyak ditemukan masyarakat Indonesia. Lucunya para nabi palsu tersebut dapat mengajak dan memincut sebagian umat Islam. Bahkan bukan dalam bilangan puluhan saja yang menjadi korban, beberapa dari mereka berhasil meraup pengikut diatas angka ratusan bahkan ribuan. Lalu bagaimana kita menyikapi kondisi nyata di masyarakat ini? Cukupkah kita menunggu korban-korban dan munculnya para “nabi artis” selanjutya. Akankah kita berdiam diri dengan menunggu mukjizat yang konon merupakan bukti ”sakti” seorang menjadi nabi. Mudah-mudahan sedikit tulisan ini dapat memberi pencerahan kepada kita bagaimana cara menguji keabsahan seorang nabi. Selamat menikmati…
Sebagian orang menyangka bahwa bukti kenabian hanya dengan adanya mukjizat padahal ada beberapa cara lain untuk menetapkannya. Kita dapat dapat menangkis tuduhan salah ini dengan mengatakan bahwa mukjizat memang berbeda dengan cara-cara lain (dalam menetapkan kebenaran kenabian seseorang) karena ia merupakan cara yang berlaku secara umum untuk menetapkan kebenaran seluruh para nabi dan dapat dibuktikan pada semua orang, adapun cara-cara lain (dalam menetapkan kebenaran kenabian seseorang) mungkin hanya dapat menjadi bukti kenabian pada sebagian orang namun tidak pada yang lainnya.

Most View Product

Saksi Bisu

Saksi Bisu