Suatu ketika Rosul pernah
membawa cucunya berjama’ah di masjid bahkan beliau pun tak segan tuk menggendong
mereka ketika sholat. Di kesempatan lain beliau juga membangunkan keluarganya
untuk mendirikan sholat malam di akhir bulan Romadhon. Dari sini kita dapat
belajar dari kehidupan manusia terbaik bagaimana beliau melibatkan dan mulai
mendidik anak dan keluarganya dalam ibadah. Kadang tak jarang pendidikan ini
sudah dimulai sejak sang anak masih berusia dini. Hal ini dapat dimaklumi
kiranya, karena keberhasilan kita dalam mendidik anak pada masa awal akan
sangat mentukan keberhasilan mereka pada masa-masa selanjutnya. Bukankankah
pepatah mengatakan mendidik anak pada masa dini bagai mengukir di atas batu
namun mendidik anak di usia senja bagai mengukir di atas air.
Waktu tak terasa terus
bergulir hingga membawa kita pada bulan penuh berkah. Bulan yang
dinanti-nantikan seluruh muslim di seluruh dunia. Sebuah momen untuk pembekalan
dan reparasi diri. Membekali diri dengan sebaik-baik bekal, iman dan takwa. Bukankah
sebaik-baik bekal adalah takwa dan itu sejajar dengan tujuan kita
digembleng dan berpuasa di bulan ini,
untuk menjadi orang-orang yang bertakwa (la’llakum tattaqun).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ(البقرة: 831).
“Wahai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqoroh: 183).
Kita memang merasa
bahagia dan senang dengan datangnya bulan Quran ini namun terkadang sebagian
kita ada yang masih bertanya-tanya, persiapan apakah yang akan diberikan untuk
sang buah hati di bulan suci ini? Apa stok makanan dan minuman yang cukup?
Aneka mainan yang dapat menghibur mereka? Atau dengan kegiatan dan ibadah
khusus yang akan menjadi kado spesial tuk bekal para buah hati satu tahun
bahkan pada masa-masa mendatang di kehidupan mereka.
Ada sebuah artikel
menarik yang dimuat pada majalah Al-Wa’yu al-Islami (sebuah majalah
bulanan yang diterbitkan oleh Kementrian wakaf Kuwait) dan kami coba
sempurnakan hingga dapat menjadi kado spesial bagi orang tua, para pendidik
atau calon ayah dan bunda untuk para buah hati mereka. Selamat menikmati…
Bulan Romadhon memang menyimpan
beribu pesan dan nilai di dalamnya
hingga kita dapat memanfaatkannya sebagai momentum untuk membekali anak,
saudara atau tetangga kita dengan beberapa ibadah dan aktifitas ruhiyah. Dan
dengan ini kita berharap bahwa Romadhon tidak hanya berarti bagi kita yang
sudah mukallaf namun juga bagi mereka yang belum mendapatkan kewajiban
syariat.
Klasifikasikan usia anak kemudian
tentukan porsi ibadahnya
Sebelum memperinci amalan-amalan dan ibadah yang dapat kita berikan pada sang buah hati. Pertama-tama kita harus terlebih dahulu membedakan usia mereka karena perbedaan usia tentu akan berdampak pada porsi dan jatah ibadah yang harus dijalani yang pastinya akan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Sebelum memperinci amalan-amalan dan ibadah yang dapat kita berikan pada sang buah hati. Pertama-tama kita harus terlebih dahulu membedakan usia mereka karena perbedaan usia tentu akan berdampak pada porsi dan jatah ibadah yang harus dijalani yang pastinya akan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Ibadah pertama yang dapat
kita ajarkan pada sang buah hati adalah puasa. Ia merupakan ibadah “maestro”
pada bulan ini. Bagi anak TK atau kelas satu SD kita cukup dengan memberikan
support atau stimulan tentang puasa Romadhon. Kita tidak perlu terlalu
memaksanya untuk berpuasa satu hari penuh namun disesuaikan dengan kekuatan
sang anak. Namun bagi anak kelas tiga, empat dan seterusnya sebaiknya ia sudah
harus dilatih berpuasa sehari penuh. Hal ini mengingat kemampuan anak yang
berbeda, termasuk tingkat pemahaman anak terhadap puasa dalam kedua usia tadi
yang tidak sama. Selain mengajarkan mereka urgensi dan fadhilah puasa,
kita juga bisa mengiming-imingi mereka dengan hadiah atau semisalnya untuk
lebih memotifasi mereka berpuasa. Walau ia bukan menjadi tujuan inti namun ia
tetap dapat digunakan sebagai alat “perangsang” anak agar lebih terpacu dalam
beribadah.
Selain pendidikan puasa,
Romadhon juga dapat menjadi momen yang tepat untuk melatih dan mensupport sang
anak untuk sholat, baik sholat wajib atau pun yang sunnah. Minimal, kita dapat
menggunakan momentum sholat tarawih untuk mengajak para buah hati ke masjid. Apalagi
bila kita dapat membawa mereka untuk selalu sholat berjamaah di masjid.
Pengaruh pendidikan
sholat pada bulan ini amatlah jelas. Selain mendapat pelajaran sholat secara
teori mereka juga mendapat praktek yang nyata dari orang tua, teman dan
tetangga sekitar. Tentunya ini akan sangat mempengaruhi mereka dalam mengamalkan
sholat berjama’ah pada saat Romadhon atau masa-masa selanjutnya.
Bayangkan saja, bila kita
sholat tarawih di masjid bersama keluarga. Minimal di sana sang anak akan dapat
merasakan nikmatnya sholat, indahnya kebersamaan, merdunya lantunan ayat
al-Quran dan manisnya ibadah di bulan suci ini. Dimana semua ini akan sangat
berpengaruh pada psikologi sang anak.
Pendidikan lain yang
dapat kita ajarkan pada sang buah hati di bulan rahmat ini adalah rasa kasih
sayang pada orang fakir dan yang membutuhkan dengan mengajarkan mereka
bersedekah. Apalagi pintu sedekah di bulan ini amat terbuka lebar, baik dengan
berderma pakaian, makanan dan minuman, memberi buka puasa, berinfak untuk
pembanganunan masjid atau donasi kepada para korban kelaparan dan pembantain
yang ada di berbagai belahan dunia seperti di Burma, Siria, Palestina dan
lain-lain.
Rosulullah juga telah
memberikan contoh terbaik dalam berderma di bulan Romadhon, dimana beliau lebih
banyak bersedekah di bulan ini dibanding bulan-bulan lainnya. Beliau juga
menyatakan bahwa sedekah pada bulan ini merupakan sedekah yang paling banyak
pahalanya (afdhol).
وقد كان رسول الله أجود الناس، وكان أجود ما يكون في رمضان، كان أجود بالخير من الريح المرسلة. (متفق علبه)
“Rosulullah adalah manusia yang paling
dermawan, dan beliau lebih dermawan ketiak bulan Romadhon, bahkan
kedermawanannya lebih kencang dari angin yang bertiup.” (Muttafaq ‘alaih).
قال رسول الله صلى الله علي وسلم: "من فطر صائما فله مثل أجره من غير أن ينقص من أجر الصائم شيئا." (رواه الترميذي).
“Rosulullah
Saw bersabda: siapa saja yang memberi buka orang yang berpuasa maka baginya
seperti pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang
tesebut sedikitpun.” (HR. Tirmidzi).
Hal
lain yang senada dengan poin di atas adalah mengunjungi kerabat atau mengundang
mereka untuk berbuka puasa bersama. Selain kita dapat mengajarkan para generasi
cilik kehangatan keluarga, kita juga dapat mengajarkan mereka indahnya
berbagi. Yang terpenting bagi para orang
tua adalah penanaman nilai ini semua, bukan hanya sebatas ritual dan agenda
keluarga semata namun harus juga diajarkan makna yang tersirat dari ini semua.
Tak
kalah pentingnya, kita juga dapat memanfaatkan momentum ini dengan menanamkan
mereka untuk cinta pada al-Quran. Salah satunya dengan melatih bacaan Quran. Apalagi
lagi bulan ini merupakan bulan Quran, maka sangat tepat sekali kiranya kalau
kita menanamkan kecintaan terhadap Quran. Kita juga sebaiknya memberi target
bacaan, namun seperti sebelumnya kita pun harus mengklasifikasi usia anak. Bagi
yang masih dibawah tujuh tahun bisa memulai dengan menamatkan Iqro atau
Qiroati, adapun yang sudah lancar membaca Quran sebaiknya ada jumlah target
yang harus dibaca dalam sehari. Dengan ini semoga pendidikan ini akan
menghasilkan kenikmatan bukan malah menjadi beban yang membosankan hingga
nantinya ditinggalkan.
Momen
Romadhon juga sering digunakan untuk ajang berbusana muslim. Walau terkadang sebagian
orang menjadikannya sebagai “akting” musiman namun paling tidak kita menemukan
kesadaran yang lebih pada bulan ini. Hampir seluruh elemen berlomba menutup
aurat, baik dari kalangan ustadz, pejabat hingga artis dan presenter. Kami kira
ini merupakan acuan yang positif kepada para buah hati untuk mulai belajar
menutup aurat dan berbusana muslim agar kelak ia terbiasa. Bukankah ala bisa
karena biasa, jadi kalau bukan dari sekarang kapan lagi!
Pelajaran
lain yang dapat kita berikan pada sang buah hati adalah bagaimana menghormati orang
lain dan waktu-waktu yang mulia seperti Romadhon. Pada saat ini kita dapat
memberikan asupan pendidikan bagaimana tata krama dan cara meghormati orang
lain dengan tidak makan atau minum di hadapan orang puasa, tidak mengundang
kemarahan mereka atau hal-hal yang dapat
mengurangi kekhusyu’an ibadah puasa. Kita juga dapat memberitahu mereka akan
penting dan sucinya bulan ini, hingga mereka dapat merasakan berharga dan
bernilainya bulan ini. Firman Allah SWT:
ومن يعظم شعائر الله فإنها من تقوى القلوب (الحج: 32)
“Dan
siapa saja mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah maka sesungguhnya hal itu timbul
dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32).
Para
muslim juga diwajibakan menunaikan ibadah zakat di bulan ini yang sering kita
kenal dengan zakat fitrah. Sebagai proses pembelajaran, tak ada salahnya kalau
kita juga mulai memberitahukan pada anak bahwa mereka harus membayar zakat
walau kali ini dibayarkan olah para orang tua. Dari sini, paling tidak sang
anak tahu bahwa mereka mempunyai satu kewajiban yang harus ditunaikan pada
bulan suci ini yaitu membayar zakat fitrah. Maka para orang tua dapat membawa
anaknya untuk ikut mengantarkan zakat ke amil terdekat atau memberi contoh
padanya jika memang para amil berkeliling rumah.
Istana Rindu-Lembah Juang
Kairo, 15 Romadhon 1433 H
* Alhamdulillah, tulisan ini dimuat di Buletin Ramadhan SINAI (Studi Informasi Alam Islami) Kairo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar