Assalamu'alaikum

Labels

Selasa, 27 November 2012

Gaza, Wilayah Semata Wayang Palestina



Beberapa pekan yang lalu Israel kembali membuat ulah dengan meluncurkan roketnya ke Gaza. Pemandangan yang sudah tidak aneh lagi di khalayak dunia. Merasa sebagai negara penguasa, mereka seakan bisa berbuat semau guwe. Tak peduli apa kata dunia, mereka pun dengan seanaknya menyerang Palestina, menggali masjid Al Aqsha dan membantai bangsa ini.

Sebelum membahas lebih dalam topik yang sempat menjadi hot news seluruh media dunia beberapa pekan lalu ada baiknya kami ulas sedikit alasan dan renungan mengapa kita harus chare dengan Gaza secara khusus dan Palestina pada umumnya. Mungkin sebagian kita masih bingung atau mempertanyakan urgensi solidaritas kita terhadap Palestina.

Saat seluruh dunia memperhatikan dan simpati dengan nasib saudara-saudara kita di sebrang sana namun segelintir orang malah berceloteh; “ngapain sih kita harus ngurusin Palestina jauh-jauh toh negara kita aja masih punya masalah yang seabrek”.

Mengapa membela Palestina?
Ungakapan di atas memang tak bisa disalahkan sepenuhnya namun ia juga tak bisa menjadi legitimasi yang tepat untuk tidak peduli dengan saudara seagama kita khususnya Palestina. Ada banyak alasan sebenarnya mengapa kita harus peduli dengan nasib saudara-saudara kita di Negeri masjid Al Aqsha namun kami berikan satu jawaban menarik dari Ketua Ikatan Ulama Dunia yang cukup mewakili untuk menjawab pernyataan di atas.

Syeikh DR. Yusuf Qordhowi dalam bukunya Al Quds Qodiyah Kulli Muslim (Al Quds Permasalahan setiap Muslim) menyebutkan beberapa alasan diantarnya; Masjid Al Aqsha yang ada di Palestina merupakan kiblat pertama umat Islam. Ia juga termasuk yang diistemewakan Islam setelah masijdil haram di Mekah dan masjid Nabawi di Madinah. Kedua, Palestina menjadi saksi sejarah besar Islam, dimana ia menjadi tempat finish isra Nabi dan start Mi’rajnya. Ketiga, ia juga menjadi wilayah yang sangat dianjurkan Nabi megunjunginya setelah Mekah dan Madinah. Keempat, ia juga menjadi tanah yang penuh berkah dan rahmat. Bahkan al Quran sendiri menyebutkannya (walau dalam beberapa ayat tidak secara shorih) beberapa kejadian sejarah para nabi yang terjadi di sana seperti Nabi Luth, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Ibrahim, Nabi  Musa, Nabi Isa bahkan Nabi Muhammad sendiri. Kelima, ia juga merupakan tanah juang dan jihad hingga akhir zaman sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadis.

Lima poin di atas secara umum kami kira lebih mengarah pada emosional agama. Ditambah lagi dengan adanya perintah agama untuk mencintai saudaranya sebagiamana ia mencintai dirinya sendiri (yuhibbu li akhihi kama yuhibbu linafishi).   Belum lagi kita selaku bangsa Indonesia secara khusus mempunyai hutang budi terhadap Palestina, ketika mereka menjadi satu diantara dua negara -bersama Mesir- yang mengakui kedaulatan bangsa (de jure) Indonesia. Di mana mufti besar Palestina waktu itu (Syeikh Muhammad Amin Al-Husaini) mengumumkan pengakuan kemerdekaan Indonesia dan disiarkan oleh radio berlin berbahasa Arab pada 6 September 1944.  Ditambah lagi dengan pengorbanan besar seorang saudagar Palestina (Muhammad Ali Taher) yang menginfakkan seluruh tabungannya yang ada di Bank Arabia untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Kronologi penjajahan di Palestina
Tahun 1917-1918 merupakan masa-masa akhir Daulah Usmaniyah. Kekuatan Islam yang tadinya bersatu kini mulai terpecah belah. Wilayah Islam mencadi santapan hangat para penjajah. Ketika itu Israel belum memiliki daerah dan wilayah di Palestina namun mereka melakukan berbagai cara untuk mulai mengambil “lapak” di bumi jihad ini.

Setelah perang dunia kedua berakhir, Inggris (Britania Raya) dan Prancis mulai memperluas daerah kekuasaanya dan mempetak-petakan Negara Arab. Di sisi lain Yahudi yang terkenal selalu membuat ”onar” mulai mengusik ketanangan bangsa Eropa. Mereka yang dulunya tidak mempunyai daerah dan teritorial sendiri akhirnya berusaha mencaplok Palestina yang diklaim sebagai tanah nenek moyang mereka.

Tepat tanggal 29 November 1947, Badan PBB -yang baru saja dibentuk- menyetujui rencana pembagian Palestina menjadi dua negara; Palestina dan Israel. Sedangkan Yarusalem ditetapkan sebagai kota Internasional –corpus separatum- yang diadministrasi oleh PBB untuk menghindari konflik status kota tersebut.

Dari tahun ke tahun daerah kekuasan Israel semakin meluas. Hingga tahun ini wilayah Palestina semakin mengerucut. Bahkan bisa dibilang hanya Gaza daerah steril yang masih dikuasai penuh oleh Palestina. Adapun wilayah lainnya sudah jatuh ke tangan Israel, termasuk Yarusalem tempat masjid Al Aqsha berada. Maka tak heran mereka sangat ngotot untuk menyerang dan terus menggempur Gaza.

Gaza membara
Tepat tanggal 14 November 2012 Israel kembali menyerang Palestina. Serangan kali ini berhasil merenggut nyawa Komandan HAMAS, Ahmed Al Jabaari. Tak pelak hal ini pun mengundang reaksi keras HAMAS hingga mereka meluncurkan serangan balik dimana dua roket mereka berhasil menembus pusat komersial ibukota Israel, Tel Aviv. Sesuatu yang mengundang keheranan dan ketakjuban dunia karena hal ini belum perah terjadi sebelumnya.

Israel tidak bisa berbuat banyak karena delapan hari setelahnya terjadi genjatan senjata antar kedua belah pihak yang dimediatori oleh Mesir. Itu pun sebenarnya setelah muncul reaksi yang luar biasa dari seluruh negara Muslim dan beberapa Negara Eropa.

Berdasarkan laporan Duta Besar Palestina untuk PBB, penyerangan yang dilakukan Israel sejak 14 November 2012 mengakibatkan lebih 300 warga sipil meninggal dan 800 lebih di antaranya mengalami luka-luka.  Bukan hanya korban jiwa yang mengkhawatirkan namun juga kerusakan sarana dan prasarana sebagaimana yang dinyatakan kordinator bantuan kemanusiaan PBB (Maxwell Gaylard) bahwa saat ini kondisi Gaza sudah sulit, apalagi pada 2020 nanti. Harus diambil langkah-langkah segera agar Gaza tetap bisa ditempati.

Perang yang terjadi selama 8 hari ini, atau yang dikenal dengan nama “Pillar Of Defence” telah banyak menimbulkan kerugian dari kedua belah pihak. Di pihak Palestina, korban tewas tercatat sebanyak lebih dari 300 orang, dan di pihak Israel, tiga warga negaranya dikabarkan tewas.

Selain menimbulkan kerugian, perang ini juga dinilai sebagai kekalahan pihak Israel dari Hamas. Israel pada kali ini, bisa dinilai gagal untuk meruntuhkan hegemoni Hamas di Jalur Gaza. Alih-alih meruntuhkan hegemoni Hamas, pihak Israel justru banyak menuai kecaman dari dunia internasional. Di pihak lain, Hamas justru mendapat angin segar berupa simpati yang luas dari penduduk Palestina.

Selain gagal meruntuhkan hegemoni Hamas, Israel juga dipermalukan pada perang kali ini. Kemajuan alustita Hamas luput dari perhitungan Israel. Akibatnya, roket Al-Fajr 5 dan M75 buatan Iran mampu menembus sistem pertahanan anti roket, Iron Done, yang dibangun oleh Israel. Dan tentu ini akan berdampak psikologis bagi Israel.

Di dalam negeri sendiri, pemerintah Israel hilang kepercayaan dari masyarakatnya. Pemerintah dianggap gagal untuk melindungi warga negaranya dari serangan roket-roket Hamas. Sebagian pengamat menilai perlawanan ini berimbang. Bukti bahwa perlawanan telah menciptakan perimbangan baru adalah lima juta warga penjajah tinggal untuk sementara itu pengungsian dalam kondisi ketakutan? Bahkan sistem Iron Dome Israel yang dikembangkan Israel untuk bisa menghalangi roket perlawanan terbukti gagal. Sistem ini hanya mampu menghalangi sebagian roket dan tidak semua. Sebagian pengamat menilai walau masih timpang, namun Israel tampak kelabakan sampai harus menyerang warga sipil dan anak-anak Palestina di kamp pengungsi Jabalia dan rumah-rumah warga di Rafah.

Di pihak lain, tembusnya roket-roket Hamas, akan menjadi perhatian bagi para lawan Israel, khususnya Iran. Israel mungkin akan berpikir dua kali bila ingin menyerang Iran di kemudian hari. Hal yang sama pernah terjadi pada tahun 2006. Roket-roket yang diluncurkan oleh Hizbullah mampu menembus wilayah Israel. Dampak psikologisnya, Israel kini berpikir dua kali bila hendak menggempur Hizbullah.

Demikian pula dengan sektor ekonomi. Israel dikabarkan menderita nilai kerugian sebesar 1,2 miliar dollar AS selama sepekan pasca agresinya ke Jalur Gaza. Nilai tersebut belum dihitung dengan nilai kerugian yang harus diderita oleh Israel akibat serangan balasan dari Hamas.

Belum lagi bila dihitung dari menipisnya persedian roket untuk Iron Dome yang dikabarkan menipis. Sekedar informasi, untuk membuat satu buah roket Iron Dome, Israel harus menghabiskan biaya sebesar USD40 ribu. Selama peperangan beberapa hari dengan Hamas, Israel sudah meluncurkan 360 roket Iron Dome. Artinya, Israel sudah mengeluarkan dana sebesar USD14,4 juta atau setara Rp 138,1 miliar hanya untuk memproduksi roket saja. Jumlah yang lebih besar akan dibutuhkan bila Israel meneruskan agresinya ke Jalur Gaza.

Jadi, dengan mencermati data-data di atas, Israel dipastikan menderita kerugian pada perangnya kali ini. Kerugian yang terbesar bukan berasal dari sektor ekonomi dan pengeluaran bagi perang, melainkan kepercayaan masyarakat Israel yang hilang terhadap pemerintahnya dan makin kuatnya pengaruh Hamas di mata rakyat Palestina. Selain itu, Israel juga makin terpojokkan oleh berbagai kecaman dari dunia Internsional.

Dalam banyak analisi, pada akhirnya Israel akan menempuh cara pembantaian tokoh-tokoh perlawanan Palestina serta gempuran terhadap gudang yang diyakini berisi senjata perlawanan Palestina, termasuk gedung pemerintahan seperti departemen dalam negeri dan lain-lain. Semoga Allah selalu memberikan jalan keluar dan kemudahan bagi para hambaNya.

Pada bagian penutup tulisan ini kami akan menyinggung sekilas bagaimana kontribusi kita untuk Palestina. Beberapa ulama dan penulis telah memberikan beberapa solusi terhadap peran kita dalam permaslahan ini yaitu dengan menjalakan peran masing-masing semaksimal mungkin. Selengkapnya bisa dibaca di Falistin wajibatul Umah (Palestina merupakan kewajiban Umat) karya DR Rajib Sarjani atau bagian akhir buku dan hasil disertasi Grand Syeikh Al Azhar Prof. DR. Muhammad Sayid, Thantawi Banu Israil fil Quran al Karem. []

* Alhamdulillah, tulisan ini dimuat pada buletin Fajar (buletin Keluarga Pelajar Jakarta Mesir)


   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Most View Product

Saksi Bisu

Saksi Bisu