Assalamu'alaikum

Labels

Senin, 15 Agustus 2011

Menghafal Quran, siapa takut!!! (Part 1)


Menghafal Al-Quran selalu menjadi idaman setiap muslim, ia juga selalu menjadi batu pertama dalam menempuh perjalanan menuntut ilmu para ulama-ulama kita. Hal ini bisa kita temukan dalam setiap biografi para pewaris Nabi ini. Disisi lain, mengahafal Quran juga menjadi salah satu bagian terpenting dalam berinteraksi dengan kitab pusaka umat Islam, Al-Quran.

Banyak sudah tulisan yang memuat trik dan tips menghafal Quran, mulai dari zaman para Salafus Shaleh sampai sekarang. Namun ada berapa poin yang kadang kurang difahami oleh para penghafal Quran, ada yang lebih mendahulukan poin-poin sekunder dibanding yang primer, begitupula ada yang lalai terhadap hal-hal yang primer padahal itu adalah poin yang harus dimiliki oleh para penghafal Quran.

Minggu, 07 Agustus 2011

Anda Azhary?


Al-Azhar merupakan pusat pembelajaran ilmu Islam. Sebagai kiblat ilmu Islam, Al-Azhar tak pernah sepi dari para pelancong ilmu. Hampir tiap tahunnya para duta negara menginjakkan kaki mereka di bumi Kinanah, termasuk Indonesia. Tiap tahunnya tak kurang dari 500 para kader bangsa dikirim ke Negeri Seribu Menara untuk menimba ilmu di sana.

Yang menarik, dari sekian ribu para pelajar asing (wafid) di Al-Azhar tak lebih dari sepuluh persen yang benar-benar menjabat sebagai Mahasiswa Al-Azhar “sejati”. Hal ini terbukti dari kosongnya kelas-kelas perkuliahan ditambah dengan minimnya minat mereka untuk menghadiri pangajian-pengajian (talaqi) dengan para Syekh dan membaca karya-karya mereka.

Sebagai contoh nyata, pengajian-pengajian di Masjid Al-Azhar dan beberapa majlis ilmu yang berada di sekitar kawasan kampus sangat minim pengunjung. Fakta ini ditinjau dari persentasi pelajar yang sering datang bertalaqi berbanding dengan total seluruh pelajar asing yang ada. Tak jarang terdengar banyolan adanya mahasiswa status karena tak pernah ngampus, hanya terdaftar dan tercatat sebagai mahasiswa Al-Azhar namun jarang menunjukkan batang hidungnya di area Al-Azhar. Kalaupun nongol tak lebih karena ada hal penting yang memaksa ia harus datang, seperti ujian, periksa darah (tahlil dam), administarsi kuliah, meminta surat keterangan kuliah (kerneh) dan sejenisnya.

Kisah Sang Petualang


Ia terlahir dengan nama Faza Abdu Robbih. Kehidupannya memang ditakdirkan sebagai perantau. 15 Febrauari 1989 ia terlahir di Islamabad Pakistan. Studi yang ditempuh oleh orang tuanya membuatnya harus berada di negeri orang sejak kecil. Tak berjelang lama ia harus kembali ke tanah air karena orang tuanya telah merampungkan studi magisternya.

Iapun mulai merasakan kehidupan di tanah air dan menajajaki dunia pendidikan pertamanya di MI Matlau’ul Ulum. Durasi belajarnya tidak lama, hanya sampai kelas dua, hal ini mungkin karena Faza kecil yang terbilang “nakal” atau karena posisinya sebagai anak lelaki pertama yang akan menjadi tumpuan keluarga kelak. Pendidikan dasarnya kemudian ia lanjutkan di Kota Hujan, Bogor. Sambil sekolah di SDIT Ummul Quro ia juga ikut berasrama di sana.

Most View Product

Saksi Bisu

Saksi Bisu