Assalamu'alaikum

Labels

Selasa, 14 Desember 2010

Kuliah Astronot



Pagi ini termometer menunjukan titik 10 derajat celcius. Angin musim bertiup menampar muka diiringi hembusan hujan debu. Hawa dingin merasuki seluruh tubuh, mulai menggrogoti tulang hingga menusuk ke sumsum dan persendian. Para polisi ikut meramaikan pertukaran musim, mereka sudah mengenakan seragam hitamnya dan seragam putihpun sudah layak untuk dicopot.

Ruang kuliah mulai penuh. Seluruh Mahasiswa terus berdatangan. Memang minggu ini adalah minggu-minggu akhir semester ganjil, pasalnya ujian akan dilaksanakan awal bulan depan. Suasana seperti ini tidaklah biasa karena pada hari sebelumnya kelas hanya dipenuhi seperempat ruangan atau bahkan hanya satu baris, tapi kali ini tiga perempat ruangan sudah penuh dan nanti pada hari puncak akan tersisi sesak karena kursi yang disediakan tak cukup untuk menampung jumlah Mahasiswa yang datang hingga terkadang memaksa mereka untuk berdiri.


Ada beberapa motif yang membuat mereka menjejali ruangan kuliah. Membayar biaya kuliah, mengambil kartu Mahasiswa, membeli buku diktat (Muqarrar), setor muka, membeli ringkasan mata kuliah dan soal-soal tahun lalu, atau hanya mencari kisi-kisi ujian. Nampaknya point terakhirlah yang lebih banyak diminati. Biasanya beberapa Dosen memberi gambaran soal-soal yang akan keluar, bahkan ada yang memberikan tanda-tanda khusus terhadap materi yang ingin diujikan seperti Masuk pembahasan (Muqarrar), tidak masuk pembahasan (Malghi), hanya untuk dibaca (Qira’ah), Penting dan bisa masuk Ujian (Muhim), penting sekali dan kemungkinan besar masuk ujian (Muhim Jiddan), tidak masuk ujian (Mahdzuf) dan lain-lain.


Selain ruangan kelas, ada hal lain yang berbeda, pakaian. Tubuh mereka tertutup rapat, mulai ujung kepala hingga ujung kaki. Berbagai kaos juga melekat di tubuh mereka, mulai kaos kepala, kaos tangan, kaos dalam, kaos kutang, kaos oblong, kaos bola, kaos main, kaos training hingga kaos kaki. Celanapun tak cukup satu, dari celana dalam, celana “monyet” (celana ketat terbuat dari katun), celana training, celana jeans dan lain-lain. Belum lagi sweater atau jaket di luar kaos, Shale atau sorban di leher, penutup telinga dan sepatu tentunya. Semua peralatan berat ini membuat ruangan kuliah menjadi lebih terasa hingga kami menyebutnya kuliah astronot.

Tapi tak semua menggunakan pakaian ini, tergantung Negara masing-masing. Teman-teman dari Negara yang bersuhu panas biasanya berpakain lebih tebal dibanding yang tinggal di daerah yang bersuhu dingin.

Walau udara dingin telah memamerkan taring dinginnya tapi perjalanan belum usai saudara. Mudah-mudahan selalu ada berkah dalam setiap langkah. Wallahu wa RasuluHu ‘alam.

Lembah Juang Cairo, Fajr dingin 14 Desember 2010.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Most View Product

Saksi Bisu

Saksi Bisu